Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna atas rahmatnya penulis
bisa menyelesaikan laporan karya ilmiah ini.
Melalui laporan karya ilmiah ini diharapkan
dapat memberikan informasi bagi pembaca tentang Penciptaan Tata Surya dan Jagat
Raya serta benda-benda langit yang ada di Jagat Raya ini.
Penulis menyadari kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini masih banyak, untuk itu kritik dan saran yang membangung dari
pembaca yang budiman sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Mataram, 31 Oktober 2012.
Penulis
Daftar Isi
ü Kata Pengantar.................................................1
ü Daftar Isi...........................................................2
ü Pendahuluan......................................................
A. Latar
Belakang..............................................3
B. Tujuan...........................................................4
C. Rumusan Masalah........................................4-5
D. Landasan Teori.............................................5
E. Metode Penelitian.........................................5
ü Pembahasan......................................................6-17
ü Penutup.............................................................
A. Kesimpulan...................................................18
B. Saran.............................................................18
ü Daftar Pustaka...................................................19
Bab i
Pendahuluan
1.1
Latar belakang
“bintang kecil dilangit yang biru, amat
banyak menghias angkasa. Aku ingin, terbang dan menari.. jauh tinggi, ke tempat
kau berada..”
Lagu itu sering kita nyanyikan sebelum kita tidur saat masih kecil. Dan
tidak mungkin ada orang yang belum pernah mendengar lagu ini. Lagu Bintang
Kecil. Lagu ini menyanyikan bintang yang berukuran kecil yang ada di langit
yang tinggi, dan seseorang berkeinginan untuk terbang sambil bernyanyi dan
akhirnya sampai ke tempat bintang itu berada. Apa itu mungkin?
Bintang sangat jauh dari bumi. Bintang juga
tersebar banyak di langit saat malam hari dan menemani Bulan. Tak ada satu
orangpun yang mampu menghitung bintang dengan gampangnya.
Selain
bintang, banyak juga benda-benda langit yang terdapat dalam Jagat Raya ini. Ada
matahari, bulan, bintang, meteor, satelit, planet, dan masih banyak lagi. Semua
benda langit itu melayang-layang sesuai dengan orbitnya dalam Tata Surya.
Masing-masing berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dan semua benda-benda langit tersebut pada
umumnya memiliki kala rotasi dan kala revolusi sendiri-sendiri.
Benda-benda langit itu merupakan Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sejak
dulu, manusia selalu berusaha untuk meneliti alam semesta ini yang dilakukan
hanya dengan mata telanjang. Setelah itu menggunakan teropong atau teleskop,
kemudian menerbangkan pesawat-pesawat ke luar agkasa. Hal pertama yang
didapatkan bahwa betapa kecilnya manusia jika dibandingkan dengan alam semesta
yang begitu luas ini. Ada juga anggapan lain dari berbagai ahli tentang
pembentukan jagad raya dan isinya. Diantaranya anggapan dari Nicolaus
Copernicus, Johannes Kepler, dan lainnya.
Penulis
mengambil tema tentang Jagat Raya dan Tata Surya, karena penulis sangat suka
dengan benda-benda langit. Seperti bintang, matahari dan lainnya. Penulis juga
ingin memberikan pengetahuan sedikit tentang Tata Surya dan Jagat Raya ini. Dan juga penulis bisa memberikan informasi
bagi pembaca yang tentang proses pembentukan Alam Semesta ini.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penulisan Karya Ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
bagi pembaca tentang Jagat Raya ini agar bisa lebih mengerti dan mengetahui apa
saja yang ada di dalam Jagat Raya dan Tata Surya ini.
1.3
rumusan masalah
1.
Apakah pengertian Jagat Raya dan Tata Surya?
2.
Bagaimanakah proses pembentukan Jagat Raya menurut
beberapa teori yang ada?
3.
Apa sajakah yang ada di dalam Jagat Raya?
4.
Apakah pengertian bintang ?
5.
Apakah pengertian galaksi ?
6.
Apakah pengertian Nebula ?
7.
Apa saja teori-teori pembentukan tata surya?
8.
Apa saja benda-benda yang ada di dalam tata surya?
9.
Bagaimana akhir dari alam semesta ini?
1.4
landasan teori
1.4.1
Pengertian Jagat Raya
Untuk mengetahui pengertian jagat raya,
marilah kita terlebih dahulu beberapa pengertian dasar tentang Jagat Raya.
a. Jagat raya atau alam semesta ataupun
antariksa, adalah ruangan yang maha luas dengan bertriliun-triliun kilometer
jauhnya yang tanpa arah dan tanpa batas tertentu.
b. Jagat raya diduga berbentuk melengkung dan
dalam keadaan memuai.
c. Jagat raya terdiri atas Galaksi-galaksi atau
sistem-sistem Bintang yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan, salah satu diantaranya
adalah Galaksi Bimasakti.
d. Galaksi-galaksi terdiri atas benda-benda
langit yang ada, yang membentuk sistem bintang yang kecil-kecil.
e. Astronomi, adalah ilmu yang mempelajadi
benda-benda angkasa khususnya yang berhubungan dengan sifat-sifat fisik benda-benda
angkasa tersebut.
Jadi,
pengertian Jagat Raya menurut beberapa pengertian diatas adalahruang tidak
terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan
radiasi
1.4.2
Pengertian Tata Surya
Tata surya atau sistem matahari adalah suatu sistem
yang terdapat di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya,
planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit (misalnya bulan),
asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggota
dari tata surya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit
atau garis edarnya masing-masing.
1.5
metode penelitian
Metode
penelitian yang penulis pakai yaitu dengan menggunakkan Studi Pustaka dan
pencarian data di Internet untuk mencari data dari berbagai sumber.
Bab II
Pembahasan
Jagat raya
atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di
dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya
tidak dapat diukur, dalam arti batas-batasannya tidak dapat diketahui
dengan jelas. Tata surya atau sistem matahari adalah suatu sistem yang terdapat
di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk
Planet Bumi), satelit-satelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu,
kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggota dari tata surya yang beredar
mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya
masing-masing.
Proses mengenai bagaimana terbentuknya asal mula pembentukan jagat raya telah melahirkan asumsi dan teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:
2.1. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Teori ini
muncul pada tahun 1927 oleh George Lemaitre dan disempurnakan oleh Edwin Hoile
pada tahun 1929. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu
ledakan besar sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Dari ledakan yang
mahadahsyat tersebut semua materi yang ada di dalam angkasa berkembang tiada
henti, ruang pemisah antar benda langit juga berkembang. Huble mengemukakan
perkembangan teori ini seumpama balon yang ditiup. Pada awalnya terdapat dua
atau tiga mata ikan, saat ditiup mata ikan tersebut akan makin melebar dan
jarak antara mereka juga akan makin menjauh.
2.2. Teori
keadaan tetap.
Teori ini dikemukakan oleh Sir Alfred Hoyle. Menurut
teori ini, jagat raya tidak hanya sama dengan ruang angkasa tetapi juga tidak
ada perubahan dengan berjalannya waktu. Dalam pandangan Hoyle zat-zat baru
senantiasa terbentuk di dalam ruang di antara galaksi-galaksi sehingga pada
akhirnya akan terbentuk galaksi baru. Galaksi baru ini yang akan menggantikan
ruang di antara galaksi yang menjauh tersebut.
Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor,
asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi di jagat raya
yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam
semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama sekali belum
terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih
sangat terbatas.
Materi-materi
yang ada di dalam Jagat raya adala sebagai berikut.
2.3.1 Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat
bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan
cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain.
Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum
sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri
(bintang nyata).
“Semua benda pasif (bermassa antara 0,08 hingga
200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir”
Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.
Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.
Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium
antarbintang yang luas dengan kerapatan yang
tinggi (meskipun masih kurang rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber
yang ada di Bumi). Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23–28% helium dan beberapa persen
elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak berubah sejak
peristiwa nukleosintesis
Big Bang pada saat awal alam semesta.
2.3.2 Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu
sistem,terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan
dikelilingi oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak
mengelilinginya secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas bintang-bintang, gas, dan debu yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi tipe spiral, elips, dan tidak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini komposisinya sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan. Namun, ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika diambil volume ruang angkasa yang sama, orang akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang redup sehingga teramat sulit untuk diamati.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Diperkirakan galaksi ini berumur 12–14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. Hal ini berarti garis tengah galaksi Bima Sakti sekitar 100.000 × 9,5 juta km, atau 950 ribu juta km.
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan satuan jarak, yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi Bima Sakti sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, melainkan hanyalah salah satu dari 200 miliar bintang anggota Bima Sakti. Bintang-bintang anggota galaksi Bima Sakti tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar antara 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang dapat dicapai oleh teleskop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar sampai kira-kira satu miliar galaksi. Jadi, tidaklah salah jika seseorang memperkirakan bahwa andaikan seseorang memiliki teleskop yang jauh lebih besar, orang tersebut dapat melihat jauh lebih banyak lagi galaksi-galaksi di alam semesta ini.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas bintang-bintang, gas, dan debu yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi tipe spiral, elips, dan tidak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini komposisinya sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan. Namun, ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika diambil volume ruang angkasa yang sama, orang akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang redup sehingga teramat sulit untuk diamati.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Diperkirakan galaksi ini berumur 12–14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. Hal ini berarti garis tengah galaksi Bima Sakti sekitar 100.000 × 9,5 juta km, atau 950 ribu juta km.
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan satuan jarak, yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi Bima Sakti sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, melainkan hanyalah salah satu dari 200 miliar bintang anggota Bima Sakti. Bintang-bintang anggota galaksi Bima Sakti tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar antara 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang dapat dicapai oleh teleskop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar sampai kira-kira satu miliar galaksi. Jadi, tidaklah salah jika seseorang memperkirakan bahwa andaikan seseorang memiliki teleskop yang jauh lebih besar, orang tersebut dapat melihat jauh lebih banyak lagi galaksi-galaksi di alam semesta ini.
2.3.3 Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu
dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas. Nebula banyak
diyakini oleh para ahli sebagai suatu materi cikal bakal terbentuknya suatu
sistem bintang, seperti sistem bintang matahari atau disebut tata surya. Nebula
yang terkenal, antara lain nebula Orion M42 pada rasi Orion dan Nebula Trifid pada
rasi Sagitarius.
Teori
pembentukan Tata Surya, yaitu sebagai berikut:
2.4.1
Teori kabut Nebula
Teori ini muncul tahun 1796 oleh Imanuel
Kant dan Pierre de Laplace. Teori ini menyatakan bahwa jagat raya berasal dari
gumpalan kabut pijar yang berputar perlahan-lahan. Akibat perputaran tersebut
sebagian massa terlepas dan membentuk gelang-gelang yang mengelilingi kabut
utama. Bagian utama kabut yang menjadi pusat putaran terus berputar dan memepat
pada bagian kutub yang melebar pada bagian equatornya sehingga akan membentuk
matahari sementara bagian yang lain akan menjadi planet, satelit, dan benda-benda
langit lainnya.
2.4.2
Teori Planetisimal
Teori ini dikemukakakn oleh Thomas C.
Chamberlin dan Foret R. Moulton. Menurutnya, planet terbentuk dari benda padat
yang memang telah ada sebelumnya. Dalam teori ini diungkapkan bahwa matahari
pada awalnya memang telah ada. Pada suatu ketika ada massa bintang lain yang
berpapasan dalam jarak yang tidak begitu jauh, akibatnya terjadi pasang naik
baik pada matahari maupun pada bintang tersebut. Hal ini berakibat sebagian
kembali ke permukaan matahari dan sebagian berputar membentuk planet dan benda
lain mengelilingi matahari.
2.4.3
Teori Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans
dan Harold Jeffreys. Secara sekilas teori ini mirip dengan teori planetesimal.
Teori ini mengatakan bahwa matahari telah ada sebelumnya, ada sebuah bintang
melintas sangat dekat dengan matahari. Terjadi tarik-menarik antara matahari
dengan bintang sehingga terlepas partikel-partikel matahari yang membentuk pola
cerutu. Pada bagian pinggir tipis dan pada bagian tengah mengembang, kemudian
bintang semakin menjauh massa cerutu terputus dan membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari gumpalan ini berada dalam satu bidang datar berputar
mengelilingi matahari dalam ukuran yang berbedabeda yang pada akhirnya akan
menjadi planet-planet.
2.4.4
Teori Awan Debu
Teori ini dikemukakan oleh Carl Von
Wiezsaecer dan Gerald P. Kuiper. Dalam teori ini dikemukakan bahwa tata surya
terbentu dari gumpalan awan dan debu. Kabut ini kemudian menyatu, menggumpal,
dan memadat. Gumpalan awan ini berputar seakan mengelilingi satu sumber gas
yang terkonsentrasi. Akibat adanya gerakan berputar terus-menerus makan akan
menimbulkan panas dan berpijar, yangberada di tengah inilah yang akan menjadi
matahari dan yang mengelilinginya akan menjadi planet-planet.
2.4.5
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh R. A.
Lyttleton. Dikemukakan bahwa matahari berasal dari suatu bintang kembar. Kedua
bintang mengelilingi suatu pusat grafitasi, salah satu bintang melewati
matahari menghancurkannya dan mengubahnya menjadi massa gas besar yang
berputar-putar. Bintang yang bertahan akan menjadi matahari dan serpihan dari
bintang akan berubah menjadi planet-planet.
Berikut ini adalah benda-benda langit yang
ada di dalam Tata Surya.
2.5.1
Matahari
Matahari merupakan salah satu bintang di
dalam Galaksi Bima Sakti yang memiliki fungsi dan peranan paling penting di
dalam struktur tata surya. Matahari merupakan bagian dari tata surya yang
memiliki ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling besar
sehingga matahari memiliki pengaruh yang sangat besar pula terhadap benda-
benda angkasa yang beredar mengelilinginya.
Matahari memiliki garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali dari berat bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali volume bumi, dan temperatur di permukaannya sekitar mencapai 5.000° C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000° C.
Temperatur matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan oleh adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam keadaan panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh matahari akan kehilangan elektron- elektronnya sehingga kemudian menjadi inti atom yang bergerak ke berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menimbulkan tumbukan antarinti atom dan penghancuran sebagian massanya (massa defect), kemudian berubah menjadi energi panas dan cahaya yang dipancarkan ke berbagai arah.
Matahari memiliki garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali dari berat bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali volume bumi, dan temperatur di permukaannya sekitar mencapai 5.000° C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000° C.
Temperatur matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan oleh adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam keadaan panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh matahari akan kehilangan elektron- elektronnya sehingga kemudian menjadi inti atom yang bergerak ke berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menimbulkan tumbukan antarinti atom dan penghancuran sebagian massanya (massa defect), kemudian berubah menjadi energi panas dan cahaya yang dipancarkan ke berbagai arah.
Struktur Matahari yaitu,
·
Inti matahari
Inti matahari
merupakan tempat terjadinya pembakaran gas helium, sehingga inti matahari
sangatlah panas. Suhu dalam nti matahari kira-kira 15.000.000 K. Panas yang
dihasilkan dalam inti matahari dipindahkan ke permukaan matahari melalui
radiasi gas yang sangat rapat. Di dekat permukaan matahari proses perpindahan
panas terjadi secara konveksi menuju ke permukaan matahari.
·
Fotosfer
Fotosfer
merupakan permukaan matahari. Fotosfer memiliki temperatur 6.000 K. Permukaan
fotosfer berupa bintik-bintik yang terdiri atas materi besar kecil yang dikenal
dengan granulasi. Pada permukaan fotosfer sering terlihat lubang-lubang atau
bintik-bintik kecil yang disebut noda matahari (sunspot). Timbulnya noda ini
mengakibatkan gangguan pada perataan elektromagnetik di bumi serta pada siara
radio dan jarum magnet.
·
Kromosfer
Kromosfer
merupakan lapisan gas yang sangat panas yang menyelubungi matahari. Pada saat
gerhana matahari lapisan ini tampak sebagai gelang berwarna kemerah-merahan di
sekeliling matahari. Di dalam lapisan ini terkadang terlihat lidah api yang
memancar sampai memasuki lapisan gas yang terletak di atasnya. Lidah api ini
berwarna merah dan bentuknya tidak tetap.
·
Korona
Korona merupakan
lapisan gas renggang di sekeliling matahari di luar kromosfer, berwarna
keputih-putihan dan bertemperatus 1000.000 K. Hanya dapat terlihat saat gerhana
matahari total dan terletak di lapisan luar kromosfer. Karena bentuk korona
seperti mahkota maka sering disebut mahkota matahari.
2.5.2
Planet
Planet
merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan
dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring
atau pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.
Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutannya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.
Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutannya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.
·
Merkurius
Merkurius
merupakan planet yang letaknya paling dekat ke matahari, jarak rata-ratanya
sekitar 57,8 juta km. Oleh karena jaraknya yang sangat dekat ke matahari, maka
suhu udara siang hari menjadi sangat panas, mencapai 400° C, sedangkan pada
malam hari menjadi sangat dingin, mencapai -2000° C. Perbedaan suhu harian yang
sangat besar disebabkan Merkurius tidak memiliki atmosfer. Merkurius memiliki
ukuran paling kecil dalam sistem tata surya, garis tengahnya hanya 4.850 km
hampir sama ukurannya dengan bulan yang memiliki diameter sekitar 3.476 km.
Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong)
dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, dan periode rotasinya sekitar 59
hari.
·
Venus
Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km. Oleh karena itu, planet ini dapat terlihat jelas dari bumi sebagai noktah kecil sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Orang-orang di bumi seringkali menyebutnya sebagai bintang pagi atau timur ketika Venus berada pada posisi elongasi barat, dan bintang senja pada waktu elongasi timur.
Selain karena letaknya paling dekat ke bumi, kecemerlangan Venus disebabkan oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang menyelubungi planet. Atmosfer tersebut berfungsi memantulkan cahaya matahari yang diterimanya. Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer sangat tebal terdiri atas gas karbondikosida dan sulfat. Sehingga pada siang hari suhunya mencapai 477° C, sedangkan pada malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterimanya tertahan atmosfer planet tersebut. Diameter Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah sesuai jarum jam dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km. Oleh karena itu, planet ini dapat terlihat jelas dari bumi sebagai noktah kecil sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Orang-orang di bumi seringkali menyebutnya sebagai bintang pagi atau timur ketika Venus berada pada posisi elongasi barat, dan bintang senja pada waktu elongasi timur.
Selain karena letaknya paling dekat ke bumi, kecemerlangan Venus disebabkan oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang menyelubungi planet. Atmosfer tersebut berfungsi memantulkan cahaya matahari yang diterimanya. Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer sangat tebal terdiri atas gas karbondikosida dan sulfat. Sehingga pada siang hari suhunya mencapai 477° C, sedangkan pada malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterimanya tertahan atmosfer planet tersebut. Diameter Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah sesuai jarum jam dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
·
Bumi
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari. Jarak
rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km. Periode revolusinya sekitar
365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah
barat-timur. Bumi memiliki satu satelit yang selalu beredar mengelilingi bumi,
yaitu Bulan (The Moon).
Diameter Kota Malang Bumi sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Venus.
Diameter Kota Malang Bumi sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Venus.
·
Mars
Mars
merupakan Planet Luar (eksterior planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini
tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali, yaitu pada
kedudukan oposisi. Pada saat itu jaraknya hanya sekitar
56 juta km dari bumi. Planet ini merupakan satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati dari bumi dengan mempergunakan teleskop. Adapun planet-planet lain terlalu sulit untuk diamati karena diselubungi oleh gas berupa awan tebal dan jaraknya terlalu jauh dari bumi. Mars merupakan planet yang keadaannya paling mirip dengan bumi sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Oleh karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari Mars dibandingkan planet lain dalam jagat raya. Jarak rata-rata Planet Mars ke matahari sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode rotasinya sekitar 24 jam 37 menit. Diameter planet ini sekitar setengah dari diameter bumi, yaitu 6.790 km diselimuti oleh lapisan atmosfer yang tipis dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars memiliki dua satelit, yakni Phobos dan Deimos.
56 juta km dari bumi. Planet ini merupakan satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati dari bumi dengan mempergunakan teleskop. Adapun planet-planet lain terlalu sulit untuk diamati karena diselubungi oleh gas berupa awan tebal dan jaraknya terlalu jauh dari bumi. Mars merupakan planet yang keadaannya paling mirip dengan bumi sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Oleh karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari Mars dibandingkan planet lain dalam jagat raya. Jarak rata-rata Planet Mars ke matahari sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode rotasinya sekitar 24 jam 37 menit. Diameter planet ini sekitar setengah dari diameter bumi, yaitu 6.790 km diselimuti oleh lapisan atmosfer yang tipis dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars memiliki dua satelit, yakni Phobos dan Deimos.
·
Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya di tata surya, diameternya sekitar 142.600 km, terdiri atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hidrogen dan helium.Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan sangat cepat sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9 tahun.
Planet Yupiter memiliki satelit yang jumlahnya paling banyak, yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar, seperti Ganimedes, Calisto, Galilea, Io, dan Europa.
Yupiter merupakan planet terbesar dalam sistem tata surya di tata surya, diameternya sekitar 142.600 km, terdiri atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hidrogen dan helium.Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan sangat cepat sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9 tahun.
Planet Yupiter memiliki satelit yang jumlahnya paling banyak, yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar, seperti Ganimedes, Calisto, Galilea, Io, dan Europa.
·
Saturnus
Saturnus
merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter, diameternya sekitar
120.200 km. Periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit dan revolusinya sekitar
29,5 tahun. Planet ini memiliki tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar
dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar, Cincin Tengah, dan Cincin Dalam. Diameter
Cincin Luar Planet Saturnus adalah sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar
152.000 km, dan Cincin Dalam memiliki diameter sekitar 160.000 km. Antara
Cincin Dalam dan permukaan Saturnus dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar
11.265 km. Planet Saturnus memiliki atmosfer yang sangat rapat terdiri atas
hidrogen, helium, metana, dan amoniak. Planet ini memiliki satelit yang jumlahnya
sekitar 11 satelit, di antaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
·
Uranus
Planet
Uranus memiliki diameter 49.000 km, hampir empat kali lipat dari diameter bumi.
Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49
menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah
dengan arah datangnya sinar matahari sehingga kutubnya seringkali menghadap ke
arah matahari. Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di
luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang menge- lilinginya,
yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet
Uranus ke matahari sekitar 2.870 juta km. Seperti halnya dengan Yupiter dan
Saturnus, planet ini pun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya
berupa gas. Planet Uranus merupakan planet bercincin, ketebalan cincinnya
sekitar satu meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan
redup.
·
Neptunus
Neptunus
merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km. Jarak rata-ratanya ke
matahari sekitar 4.497 juta km. Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun,
sedangkan periode rotasinya sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi
oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang lebih padat jika dibandingkan dengan
Yupiter dan Saturnus. Satelit yang beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu
Triton dan Nereid. Planet Neptunus memiliki dua cincin utama dan dua cincin
redup di bagian dalam yang memiliki lebar sekitar 15 km. Pada awalnya planet
yang diakui dalam sistem tata surya jumlahnya ada sembilan. Setelah kedelapan
planet yang telah diuraikan di atas, masih ada planet kesembilan yaitu Pluto.
Akan tetapi, setelah diseleng- garakannya pertemuan International Astronomical
Union (IAU) ke-26 di Praha Republik Ceko pada 24 Agustus 2006, 424 ahli
astronom dari seluruh dunia memutuskan dan menyepakati untuk mengeluarkan Pluto
dari statusnya sebagai suatu planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal
sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan harus keluar dari
daftar planet anggota dari tata surya. Status Pluto sekarang ini adalah menjadi
planet kerdil (dwarf planet). Para ahli astronom menyepakati bahwa benda
angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di
garis orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak mengalami garis edar
tumpang-tindih dengan planet lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang
tindih dengan orbit Neptunus sehingga secara otomatis Pluto terdiskualifikasi
dari klasifikasi planet dalam sistem tata surya.
2.5.3
Komet
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas
pecahan benda angkasa, es, dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam
suatu lintasan yang berbentuk elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor
komet. Kepala komet berdiameter lebih dari 65.000 km meliputi inti dan
koma. Adapun ekor komet memiliki panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya
selalu menjauhi atau berlawanan dengan matahari. Berdasarkan bentuk dan panjang
lintasannya, komet dapat di- klasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
·
Komet Berekor Panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah
yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah
yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas
sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, Komet Kohoutek
yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap
76 tahun sekali.
·
Komet Berekor Pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki
kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati
matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya
membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya
Komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Pada 1705, Edmund Halley memperkirakan bahwa komet
terlihat pada 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi pada 1758. Karena hal ter-
sebut, salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet Halley.
Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley antara set iap 76–79 tahun
sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada 1986 yang lalu. Inti atau pusat
dari komet Halley diperkirakan kurang lebih 16x8x8 km. Inti dari komet Halley
sangat gelap. Diperkirakan komet Halley akan tampak lagi pada 2061. Selain
komet Halley, terdapat berbagai macam nama komet lainnya, di antaranya komet
Hyakutake dan komet Hale-Bopp.
2.5.4
Meteor
Meteor
adalah benda angkasa berupa pecahan batuan angkasa yang jatuh dan masuk ke
dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi maka akan
terjadi gesekan dengan udara sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan
terbakar. Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan
bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar pada permukaan bumi
seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah
meteorit, contohnya Kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya
sekitar 1.265 m.
2.5.5
Asteorid
Asteroid adalah kumpulan planet kecil yang terdapat di
antara orbit Mars dan Yupiter. Penemuan asteroid diawali karena adanya
kecurigaan para ahli astronomi yang melihat bahwa antara Planet Mars dan
Yupiter dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Para astronom berlomba untuk
menyelidikinya dan berkeyakinan bahwa di tempat tersebut terdapat planet yang
belum diketahui. Sampai saat ini telah teridentifikasi lebih kurang 5.000
asteroid pada daerah tersebut dan diprediksikan seluruhnya terdapat lebih dari
50.000 asteroid. Beberapa asteroid yang telah diidentifikasi antara lain Ceres
merupakan asteroid terbesar dengan diameter 780 km, Pallas 560 km, Vesta 490
km, Hygeva 388 km, Juno 360 km, dan Davida 272 km. Garis edar asteroid pada
umumnya beredar di antara garis edar Mars dan Yupiter. Akan tetapi, ada pula
beberapa asteroid yang menyimpang ke luar melintasi garis edar dari kedua
planet tersebut. Awal mula keberadaan asteroid yang berjumlah puluhan
ribu di antara orbit Mars dan Yupiter belum diketahui secara pasti. Secara
teoretis diyakini bahwa asteroid terbentuk karena terjadi benturan diantara
beberapa planet kecil sehingga terpecah-belah menjadi asteroid dengan jumlah
yang cukup banyak.
2.5.6
Satelit
Satelit adalah benda langit pengikut planet. Satelit
terbentu secara alami bersamaan dengan terbentuknya planet. Oleh karena massa
satelit lebih kecil dan berlokasi dalam lingkungan gravitasi planet tertentu,
maka satelit beredar mengelilingi planet tertentu. Jumlah satelit tiap planet
tidak sama. Saturnus adalah planet yang memiliki satelit terbanyak sejumlah 18.
Alam
semesta yang sangat besar dan memiliki kerumitan yang sulit dipahami dengan
akal manusia ini, suatu hari akan berakhir juga. Pertanyaan selanjutnya adalah
bagaimana akhir ini akan terjadi? Jawabannya tergantung apakah alam semesta ini
tertutup atau terbuka.
Lalu apakah
yang dimaksud dengan ‘Keterbukaan’ dan ‘Ketertutupan’?
Ketertutupan artinya kecepatan perluasan alam semesta ini tidak terlalu
besar sehingga dapat mengalahkan gaya tarik massanya. Hal ini dapat juga
dijelaskan, antara materi-materi yang ada di alam semesta terdapat dua kecenderungan,
yaitu satu sama lain saling menjauh dan satu sama lain saling mendekat. Satu
sama lain saling mendekat diakibatkan oleh tekanan yang sangan besar atau disebut
juga ketertutupan.
Sedangkan,
keterbukaan alam semesta artinya kecepatan perluasan alam semesta dapat
mengalahkan gaya tarik massa.
Jika alam
semesta ini tertutup, maka suatu hari akan berhenti prluasannya. Dalam bentuk
yang derlawanan dengan Big Bang, alam semesta yang ada di bawah pengaruh gaya
tarik massa akan semakin mengecil, terjadi pemanasan, hingga akhirnya akan
musnah yang suhunya akan abadi dan volumenya nol. Walaupun tidak ada bukti yang pasti yang menunjukkan hal ini,
para ilmuan telah memprediksikan bahwa akhir alam semesta akan terjadi dalam
proses seperti itu.
Jika alam
semesta ini terbuka, maka tidak akan terjadi keruntuhan. Namun, bersamaan
dengan waktu, alam semesta yang meluas akan mendingin dan semua energi serta
zat-zat yang ada di atasnya akan habis dan musnah. Selanjutnya, pada tahun 1014
tahun kemudian, bahan bakar semua bintang-bintang di alam semesta akan
habis sehingga alam semesta mendingin. Sekitar 101500 tahun kemudian
akan berubah menjadi besi dan akan kehilangan seluruh energi yang dimilikinya.
Akhir alam semesta diperkirakan hanya akan terjadi seperti dua kemungkinan ini.
Bab III
Penutup
3.1
Kesimpulan
3.1.1
Jagat Raya atau alam semesta adalah
tempat kita berpijak dan tempat kita hidup. Sejak dahulu, para ahli telah
meneliti Alam Semesta dan Tata Surya ini sehingga menimbulkan beberapa teori.
3.1.
Jagat Raya ini tersusun dari berbagai benda-benda langit yang melayang sesuai
dengan orbitnya dan mengelilingi pusat Tata Surya, yaitu Matahari.
3. Alam tercipta, ada juga Alam musnah. Dan akhirnya Jagat Raya ini akan
musnah seiring berjalannya waktu.
3.2 Saran
Sebaiknya kita menjaga salah satu bagian dari Tata
Surya, yaitu bumi. Jagalah bumi seperti menjaga diri sendiri. Dan sayangi apa
saja yang ada di bumi agar bumi terjaga dengan baik sehingga tidak ada
kerusakan alam yang dapat mempercepat musnahnya alam ini. Dengan menjaga bumi
tempat kita hidup ini, sama saja kita menjaga Jagat Raya dan seluruh Tata Surya
yang ada.
Daftar Pustaka
Buku ajar Acuan Pengayaan Geografi kelas X “fokus”
(24) , Serial Ilmu Pengetahuan Populer Pembentukan Alam Semesta Dan Big Bang
(32), http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang, http://themahir.blogspot.com/2011/09/jagat-raya-dan-tata-surya.html, ( BSE ) Geografi Memahami Geografi Kelas X
karangan Bagja Waluya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar